Rabu, 04 April 2012

:::::"Nyanyian Qolbu":::::


malam ini belum terlalu larut saat ku
masih menggoyang-goyangkan jemari di
keyboard komputer.
aku bertanya pada jiwaku, benarkah ini
saatnya ku mencari bidadari itu?
ku teringat pada lirik nasyid Suara
Persaudaraan berjudul Galau :
Apabila telah tiba masaku
Untuk segera mengakhiri lajangku
dengan segenap kemampuan yang Allah
berikan
Insya Allah azzamku segera ku tunaikan

Namun bila ku raba dalam hati
adakah ini terlalu cepat ku lalui…

***
Menikah adalah keniscayaan,
menggenapkan setengah dien kata Nabi
SAW, menguatkan dakwah kata ustadzku,
meredakan kepenatan sepulang mukhayyam
kata teman kepanduanku,menghapus
stress kata seorang teman yang
pengusaha, pelurus dan pengingat kita
kata sebagian besar aktivis dakwah,
penyejuk hati kata sahabatku,
insipirator dan motivator kata temenku
yang penulis, hah..banyak lagi kata
mereka yang telah menikah menuturkan
padaku. Sementara aku, hanya
mendengar, menguatkan azzam, berusaha
ke arah itu tanpa harus kehilangan
identitas “ikhwan” ku.
***
Tapi memang seperti lirik nasyid Saura
Persaudaraan tadi :
Namun pernikahan begitu indah kudengar
membuatku ingin segera melaksanakan
namun bila ku lihat aral melintang luas
hatiku maju mundur dibuatnya.

Ya begitulah rasa seorang “pencari
cinta”, seperti ku saat ini. ya
seperti ku.
Ku hanya mau yang halal, hanya mau
yang berkah, mawadah, mawarah,
sakinah. Aku tidak mau seperti surat
An Nisa : 9. Aku hanya mau punya
genereasi Rabbani, yang dengan
generasiku itu membuatku “ditendang”
masuk ke Syurga Nya.
***
Malam asih belum larut saat ku tulis
ini, saat ku mencari jati diri ku dan
jati diri bidadari ku tadi.
Aku tak tau siapa dia, aku hanya yakin
bahwa Allah Maha Adil dengan seluruh
Sifat dan Nama Nya yang disandarkan
pada Nya.
Aku sungguh mengharapkan KasihMu ya
Rabb.